4.3.Mengkaji jenis-jenis routing
Jenis-Jenis Routing
a. Routing Static
b. Routing Dinamic
a. Routing Static
Routing Static adalah salah satu cara untuk membuat table routing secara manual. Routing static bersifat statik, tidak berubah-rubah dan diset oleh user/pengguna.
Pada Routing statik
Router tidak berbagi informasi routing.
Jumlah gateway terbatas.
Routing tabel dibuat manual.
Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian
Jaringan yang mengkonfigurasi router.
Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing.
Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data.
Seorang administrator harus mengunakan perintah ip.route scara manual untuk mengkonfigurasi router dengan routing statis.
Keuntungan routing statis :
Beban kerja router terbilang ringan dibandingkan dengan routing dinamis. Karena router hanya mengupdate sekali saja ip table yang ada. (pada saat di konfigurasi)
Pengiriman paket data yang lebih cepat karena jalur-jalur (path) sudah di ketahui terlebih dahulu.
Analisa kesalahan pada topologi jaringan lebih cepat diketahui.
Jalur routing mudah diprediksi
Tidak membutuhkan proses update routing table.
Mudah dikonfigurasi untuk network kecil.
Kerugian routing statis :
Harus tau semua alamat IP network yang akan di kenalkan atau dituju beserta next hoopnya (jalur yang akan dilewati).
Tidak cocok untuk network berskala besar.
Tidak dapat beradaptasi terhadap penambahan router karena konfigurasi pada tiap router harus dirubah.
Tidak dapat beradaptasi terhadap munculnya link failure pada salah satu jalur.
b. Routing Dynamic
Routing Dynamic adalah routing yang memanfaatkan suatu algoritma sehingga perangkat router dapat menentukan jalur routingnya secara otomatis, dengan cara menjelajah jaringan tersebut dan bertukar informari routing antar router.
Pada Routing dinamik
Router berbagi informasi routing secara otomatis
Jumlah gateway sangat banyak.
Routing tabeel dibuat secara dinamik.
Membutuhkan protokl routing seperti RIP atau OSP
Keuntungan routing dinamis :
hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya (kaki-kakinya).
Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan.
Scalability: konfigurasi dilakukan secara dinamis apabila terdapat penambahan/pengurangan router.
Adaptability: rute dapat berubah secara adaptif terhadap adanya link failure.
Kerugian routing dinamis :
beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada setiap waktu tertentu.
kecepatan pengenalan dan kelengkapan ip table terbilang lama karena router membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok. Sehingga setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat ip yang ada.
Kompleksitas algoritma routing meningkat. Router menentukan rute berdasarkan, misalnya: bandwidth yang tersedia, jalur terpendek, dll.
Router harus saling bertukar informasi routing secara periodik.
Tidak semua router mendukung dynamic routing.
0 Komentar